SIANG ITU,Imam Ahmad sedang duduk-duduk bersama para sahabat dan muridnya.Tiba-tiba datang Ali bin Al-Madani,dengan menunggang kuda.Setelah menambatkan kudanya,Ali menghampiri Ahmad, dan duduk dihadapannya.Setelah berbasa-basi sejenak,mereka pun terlibat dalam perdebatan tentang kedududkan sebuah hadis.Baik Ahmad maupun Ali,masing-masing kukuh dengan pendapatnya.Makin lama,suara mereka makin meninggi,hingga orang2 yang berada di situ pun merasa was-was jika terjadi sesuatu di antara 2 imam besar hadith ini.
Sesaat kemudian,perdebatan berhenti.Ali mohon pulang.Ahmad berdiri lantas menyalami Ali,mereka berpelukan.Lalu Imam Ahmad mengantarkan sahabatnya hingga naik ke atas punggung kuda,melepaskan kepergiannya.Tidak tampak sedikit pun bekas ketegangan yang terjadi antara dirinya dan Ali bin Al-Madini.
Demikianlah,teladan indah dari ulama salaf dalam perselisihannya.Mereka saling menghargai satu sama lain,tidak saling menjatuhkan,tidak memaksa kehendak dan tidak menyimpan rasa permusuhan di dalam hati terhadap orang yang tidak sependapat.Sikap dan pendapat boleh berbeda,namun para ulama salaf senantiasa menjaga ukhuwah dan kesatuan antara mereka.Satu hal yang seharusnya kita contoh.
Rakan2,adalah realiti,jika kita mendengar adanya sedikit geseran antara sebahagian umat Islam yang cenderung pada metode dakwah Ikhwanul Muslimin dengan saudara2 mereka dari kalangan yang menyebut dirinya pengikut salaf.
Mereka semuanya sama-sama sebahagian daripada kaum Muslimin.
Sama-sama membaca kalimah Quran yang indah.
Sama-sama ingin meneladani para sahahabat,tabi'in dan salafush-shalih.
Namun,penyakit merasa paling benar dan mau menang sendiri,kadang kala terbang hinggap di sabahagian tubuh umah Islam.
Dan ini masalah sentral kelihatan pada millenium ini.
Zaman global teknologi penuh informasi.
Di India, syukur pohon dakwah mulai mekar,daunnya tumbuh melata,akarnya menikam memasak kemas bumi.
Namun bimbang satu detik futura,pertelingkahan tentang perbezaan pendapat akan muncul.
Dan apabila ia muncul,cahaya dakwah yang selama ini menembusi awan ,akan kelam dilindung badai pertelingkahan.
Oleh itu,suka saya mengingatkan diri sendiri,kalimah bijaksana peninggalan para salaf.
"Pendapatku benar,namun mengandung kemungkinan salah,dan pendapat selainku salah,namun mengandungi kemungkinan benar"
InsyaAllah,sama-sama kita berdebat secara ilmiah sambil mengikat erat simpulan silaturrahim.